KUPANG – Seminar Nasional bertajuk “Membedah Frasa ‘Ayo Bangun NTT'” diselenggarakan dengan sukses oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Pemuda NTT Kota Kupang. Acara yang berlangsung di Hotel Harper pada Jumat (25/4/2025) ini menjadi panggung bagi berbagai elemen masyarakat untuk bertukar pikiran dan merumuskan langkah strategis demi kemajuan provinsi tercinta. Kehadiran Universitas Nusa Cendana (Undana) dalam forum penting ini tidak hanya menjadi representasi institusi pendidikan tinggi terkemuka di NTT, tetapi juga menyoroti peran aktif dan vital mahasiswa dalam mengawal pembangunan daerah.
Partisipasi Undana dalam seminar ini terbilang istimewa dengan hadirnya representasi kuat dari kalangan mahasiswa. Sejumlah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari sembilan Fakultas di Undana turut hadir, membawa aspirasi dan semangat juang mahasiswa secara kolektif. Kehadiran para pemimpin mahasiswa ini menjadi bukti nyata bahwa generasi muda Undana tidak hanya fokus pada kegiatan akademik di kampus, tetapi juga memiliki kepedulian yang mendalam terhadap masa depan daerahnya.
Tidak hanya dari sisi peserta, kontribusi Undana juga terasa dalam jalannya diskusi yang konstruktif. Sub Koordinator Hubungan Masyarakat (Humas) Biro Perencanaan dan Kerja Sama (BPKS) Undana, Ollien Manggol, S.KM, MPA, didaulat sebagai moderator seminar nasional. Kepercayaan yang diberikan ini menunjukkan pengakuan atas kapasitas dan kemampuan Undana dalam memfasilitasi dialog yang berkualitas dan produktif.
Seminar nasional ini sendiri menghadirkan tokoh-tokoh penting sebagai pembicara kunci, yaitu Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena, dan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon. Kehadiran kedua tokoh nasional ini semakin memperkuat bobot dan signifikansi acara, menunjukkan betapa seriusnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan NTT.
Gubernur Laka Lena dalam sambutannya menekankan bahwa frasa “Ayo Bangun NTT” bukan sekadar retorika, melainkan panggilan nyata bagi seluruh masyarakat NTT untuk bahu-membahu membangun daerah. Beliau juga menyoroti pentingnya sinergi antar berbagai pihak, termasuk peran sentral kaum muda dalam mewujudkan pembangunan yang komprehensif. Senada dengan hal tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa kebudayaan harus menjadi landasan utama dalam setiap kebijakan pembangunan. Beliau menyampaikan apresiasinya terhadap kekayaan budaya NTT dan potensi besar yang dimilikinya untuk membangun daerah yang berkelanjutan dengan identitas yang kuat.
Penegasan ini menjadi angin segar bagi upaya pelestarian budaya di NTT, dan secara khusus membangkitkan semangat mahasiswa Undana untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam menjaga warisan leluhur. Ketua BEM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undana 2025 terpilih, Viquera Messakh, menjadi salah satu representasi suara mahasiswa yang lantang dalam seminar ini. Dalam sesi wawancara, Ketua BEM FISIP menyampaikan bahwa penekanan Menteri Kebudayaan mengenai pentingnya budaya menjadi motivasi kuat bagi mahasiswa Undana untuk lebih proaktif dalam melestarikan nilai-nilai luhur daerah.


“Menurut saya, keberlangsungan peradaban sangat bergantung pada generasi muda yang memiliki komitmen untuk merawat dan mengenalkannya, termasuk dengan cara ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan akademik yang relevan seperti Semnas hari ini”, jelasnya.
Lebih lanjut, Viquera Messakh menyoroti pentingnya kolaborasi antara Undana dan berbagai pihak yang memiliki visi yang sama dalam pelestarian budaya NTT. Sebagai universitas yang menaungi mahasiswa dari berbagai penjuru NTT, Undana memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pelestarian budaya secara inklusif. Kolaborasi ini, sejalan dengan harapan yang disampaikan oleh Menteri Kebudayaan RI, agar mahasiswa dapat memperkuat upaya memperkenalkan dan melestarikan nilai-nilai budaya NTT di kalangan civitas akademikanya masing-masing.
Moderator seminar, Ollien Manggol turut menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme dan semangat yang ditunjukkan oleh para peserta, terutama dari kalangan generasi muda. Beliau menilai bahwa diskusi yang berlangsung sangat dinamis dan menunjukkan betapa besar perhatian generasi muda terhadap isu-isu krusial seperti pendidikan, pekerja migran indonesia, potensi kewirausahaan dan pembangunan berbasis kebijakan yang inklusif.
Kehadiran representasi mahasiswa dan moderator dari Undana dalam Seminar Nasional “Ayo Bangun NTT” bukan hanya sekadar partisipasi, tetapi juga wujud nyata dari komitmen dan kontribusi aktif perguruan tinggi dalam pembangunan daerah. Seminar ini menjadi momentum penting yang semakin mempererat sinergi antara Undana, pemerintah daerah, dan berbagai elemen masyarakat dalam mewujudkan visi “Ayo Bangun NTT” secara bersama-sama. (Audc)

