(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Dialog Undana-Mendiktisaintek: Tukin Adil, Beasiswa Merata, dan Penguatan Riset Jadi Fokus Utama

KUPANG – Kunjungan kerja Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., ke Universitas Nusa Cendana (Undana) pada Kamis, 17 April 2025, menjadi panggung penting bagi civitas akademika untuk menyampaikan berbagai aspirasi krusial. Bertempat di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat, sesi dialog interaktif yang berlangsung setelah sambutan resmi ini dipandu langsung oleh Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U.E. Sanam., M.Sc. Perwakilan dari berbagai perguruan tinggi, para dosen, serta mahasiswa antusias menyampaikan beragam isu strategis yang mendesak untuk mendapatkan perhatian dan solusi.

Tunjangan Kinerja Jadi Sorotan Utama
Salah satu topik hangat yang mencuat dalam forum diskusi ini adalah implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2025 mengenai tunjangan kinerja (tukin) di lingkungan perguruan tinggi negeri. Ketua Senat Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Benu, M.Si., Ph.D., dengan lugas menyampaikan harapan agar kebijakan ini dapat diterapkan secara adil dan merata, termasuk bagi Undana. Beliau menyoroti adanya potensi ketidakadilan mengingat tidak semua kampus memiliki kemampuan finansial yang sama untuk merealisasikan nominal tukin yang ditetapkan sebesar Rp19,28 juta. “Kami mohon arahan dan solusi konkret agar tidak terjadi ketimpangan di antara PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan Satuan Kerja (Satker) yang tidak termasuk dalam daftar 29 kampus penerima penuh,” tegas Prof. Fred.

Menanggapi aspirasi tersebut, Menteri Brian Yuliarto memberikan respons yang menunjukkan komitmen pemerintah untuk terus melakukan perbaikan. Beliau menjelaskan bahwa evaluasi berkala terhadap pemberian tunjangan kinerja akan terus dilakukan dengan mempertimbangkan kinerja dan capaian masing-masing institusi. “Kami lakukan review tiap semester tergantung prestasi, dan proporsinya tentu akan diatur berbeda,” jelas Menteri Brian, memberikan sinyal bahwa pemerintah terbuka terhadap penyesuaian demi pemerataan.

Peluang Beasiswa LPDP dan KIP Kuliah
Diskusi juga menyentuh pentingnya keseimbangan antara tiga pilar utama perguruan tinggi: pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Direktur Pascasarjana Undana, Prof. Drs. Tans Feliks, M.Pd., Ph.D., mengusulkan agar dosen yang sedang aktif melakukan riset berskala besar diberikan fleksibilitas untuk tidak terbebani oleh kewajiban mengajar atau melakukan pengabdian masyarakat dalam periode waktu tertentu. Menteri Brian menanggapi usulan ini dengan menyatakan bahwa hal tersebut akan menjadi bahan pertimbangan serius dalam forum evaluasi kebijakan di tingkat kementerian.

Lebih lanjut, Prof. Brian juga merespons usulan dari Pascasarjana Undana terkait dua program studi yang dinilai memiliki potensi besar namun belum termasuk dalam daftar penerima dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yaitu Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Lingkungan. Menteri memberikan angin segar dengan mempersilahkan pihak Undana untuk segera mengajukan surat permohonan resmi agar kedua program studi tersebut dapat dipertimbangkan untuk mendapatkan dukungan pendanaan LPDP.

Aspirasi juga datang dari kalangan mahasiswa. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undana, Gremis Nenobahan, lantang menyuarakan pentingnya perluasan akses beasiswa, khususnya bagi pelajar di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Ia mendesak agar kuota beasiswa seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) dapat ditingkatkan dan dipastikan tepat sasaran bagi mahasiswa yang benar-benar membutuhkan. Selain itu, ia juga menyampaikan keluhan dari beberapa mahasiswa penerima KIP Kuliah terkait adanya dugaan pemotongan dana beasiswa. Menteri Brian dengan sigap meminta agar data terkait keluhan tersebut segera disusun dan dikirimkan melalui surat elektronik (email) untuk dapat ditindaklanjuti. “Universitas mungkin juga bisa memfasilitasi melalui diadakannya posko pengaduan KIP Kuliah,” saran Menteri.

Pengelolaan Fasilitas Pendidikan untuk Pemerataan Akses
Diskusi mengenai fasilitas pendidikan juga menjadi perhatian dalam forum ini. Rektor Universitas Kristen Artha Wacana Kupang turut menyampaikan pandangannya, yang kemudian direspon oleh Menteri Brian. Menteri menekankan pentingnya pengelolaan peralatan laboratorium dan fasilitas pendidikan lainnya di perguruan tinggi secara efektif dan efisien, sehingga dapat diakses oleh berbagai kampus, tidak hanya terbatas pada satu institusi saja. “Kementerian juga berencana akan membuat daftar fasilitas yang tersedia, sehingga peralatan bisa digunakan bersama oleh berbagai perguruan tinggi,” jelas Menteri Brian, membuka peluang kolaborasi antar kampus dalam pemanfaatan sumber daya.

Merespons positif gagasan tersebut, Rektor Undana, Prof. Maxs Sanam, menyatakan kesiapan Undana untuk menjalin kolaborasi yang erat dengan perguruan tinggi lainnya. Ia secara langsung menyampaikan kepada para rektor yang hadir bahwa Undana sangat terbuka untuk bekerja sama dalam berbagai aspek, termasuk pemanfaatan fasilitas. “Kalau ada kebutuhan peralatan tertentu, silakan komunikasi saja. Kita bisa saling bantu dan kerja sama,” ajak Prof. Maxs dengan semangat kolaborasi.

Dalam kesempatan yang sama, agenda penting lainnya yang dibahas adalah rencana aksi konkret dalam mendukung program strategis nasional. Empat perguruan tinggi, termasuk Undana, akan dilibatkan secara aktif dalam program Rencana Aksi Kemendiktisaintek (KPT) untuk percepatan penurunan risiko stunting dan pengentasan kemiskinan. Fokus pengembangan awal program ini akan diarahkan pada dua kabupaten di Nusa Tenggara Timur, yaitu Sumba Barat Daya (SBD) dan Timor Tengah Selatan (TTS). Undana sendiri telah menunjukkan keseriusannya dengan mengajukan berbagai usulan program melalui platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) yang baru-baru ini diluncurkan oleh Kemendiktisaintek. Langkah ini merupakan wujud nyata kontribusi Undana dalam mendukung implementasi program-program prioritas nasional.

Dialog yang konstruktif ini menjadi momentum yang sangat penting untuk menyuarakan berbagai kepentingan dan kebutuhan di tingkat lokal. Lebih dari itu, kunjungan kerja Menteri Brian Yuliarto ke Undana juga menunjukkan keseriusan dan komitmen dunia akademik di Nusa Tenggara Timur dalam berkontribusi secara aktif terhadap pembangunan nasional, khususnya di wilayah timur Indonesia. Dengan semangat yang tinggi dan tekad yang kuat, civitas akademika Undana siap untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak demi memajukan pendidikan dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, terutama di daerah-daerah 3T yang menjadi perhatian utama. (Audc)

Comments are closed.
Archives