(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Rektor Undana Sentil Warga Kampus : Orang Asing Saja Mau Menanam, Kita Kapan?

KUPANG – Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam,M.Sc dan mahasiswa doktoral Cornell University, Timothy Ravis, bersama-sama melakukan penanaman anakan pohon di depan gedung ICT Center Undana pada Kamis, 27 Maret 2025. Kegiatan ini bukan hanya seremonial semata, tetapi juga menjadi simbol kepedulian terhadap pelestarian lingkungan kampus yang selalu ditekankan oleh Rektor Undana.

Penanaman pohon merupakan upaya penting dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hutan berperan dalam menyerap karbon dioksida, menghasilkan oksigen, dan menjaga keseimbangan ekosistem. Prof. Maxs menjelaskan bahwa penanaman pohon ini diinisiasi oleh seorang tamu Undana dari Amerika Serikat yang ingin membuat “Hutan Kenangan” di Undana.

Ide membuat “Hutan Kenangan” di Undana, menunjukkan adanya keinginan Timothy dalam menciptakan suatu cerita yang memiliki nilai sentimental di lingkungan kampus. Penanaman pohon yang dilakukannya menjadi simbol penghormatan, penghargaan, atau kenangan terhadap keberadaannya di kampus, sehingga ia berkeinginan untuk meninggalkan jejak yang bermakna di Undana.

Mahasiswa berkebangsaan Amerika Serikat yang sedang melakukan penelitiannya di NTT ini, mengaku memiliki kepedulian terhadap isu perubahan iklim dan degradasi lingkungan, sehingga ingin berkontribusi melalui penanaman pohon. Prof. Maxs mengatakan bahwa pohon-pohon ini nantinya bisa menjadi bukti dari cerita perjalanan  mahasiswa asing tersebut di NTT.

“Saya yakin, pohon yang pernah ditanam di Undana ini akan menjadi saksi bisu perjalanan hidup Timothy jika nanti ia meraih kesuksesan di masa mendatang,” ujarnya.

Lebih lanjut, Rektor Undana menekankan pentingnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan melalui kegiatan penanaman pohon. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya civitas akademika Undana, untuk aktif menanam pohon di berbagai lokasi seperti rumah, kantor, dan lingkungan sekitar.

Inisiatif Timothy, juga menjadi bentuk ikatan persaudaraan dalam membangun kesadaran cinta lingkungan antara individu dari negara yang berbeda, serta sarana  pertukaran budaya dan pengetahuan tentang lingkungan. Dalam kesempatan itu, Rektor Undana sempat menyayangkan kurangnya kesadaran dalam menanam pohon, padahal orang asing pun bersedia melakukannya di tanah Indonesia.

“Orang luar negeri saja mau menanam di kita, masa kita sendiri tidak mau menanam di tanah kita sendiri,” ujar Prof. Maxs singkat.

Dedikasi Undana terhadap Isu Lingkungan
Di tengah keindahan alam Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mempesona, Universitas Nusa Cendana (Undana) berdiri sebagai garda depan dalam upaya pelestarian lingkungan. Undana menyadari sepenuhnya bahwa NTT, dengan ekosistemnya yang unik dan rentan, membutuhkan perhatian khusus dan tindakan nyata untuk menjaga keberlanjutan alamnya. Kesadaran ini bukan sekadar slogan, melainkan telah diwujudkan dalam berbagai program ramah lingkungan yang inovatif dan berdampak positif.

Perjalanan Undana dalam pelestarian lingkungan dimulai dari pemahaman mendalam akan tantangan yang dihadapi NTT. Kekeringan, deforestasi, dan pengelolaan sampah yang belum optimal menjadi isu-isu krusial yang memerlukan solusi komprehensif. Undana tidak tinggal diam. Dengan semangat pengabdian, Undana merancang dan melaksanakan berbagai program yang tidak hanya mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menciptakan perubahan positif.

Salah satu program unggulan Undana adalah gerakan penanaman pohon. Lebih dari sekadar kegiatan seremonial yang dilakukan berulang-ulang, penanaman pohon di Undana menjadi simbol komitmen untuk menghijaukan kembali lahan-lahan kritis dan menjaga keseimbangan ekosistem. Mahasiswa, dosen, dan segenap civitas akademika diajak untuk bahu-membahu menanam berbagai jenis pohon. Program ini tidak hanya meningkatkan kualitas udara dan mengurangi erosi tanah, tetapi juga menjadi sarana edukasi bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan.

Selain penanaman pohon, Undana juga fokus pada pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Universitas ini telah menerapkan sistem pengelolaan sampah terpadu yang mencakup berbagai langkah dari pemilahan hingga pengolahan sampah. Kegiatan ini dilakukan melalui keberadaan Bank Sampah yang berada dibawah naungan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Undana, yang bertujuan untuk mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) dan memaksimalkan pemanfaatan kembali sampah.

Pengelola Bank Sampah Undana, selalu berperan aktif dalam mengedukasi dan melibatkan komunitas kampus dalam pengelolaan sampah. Bank Sampah ini berfungsi sebagai tempat pengumpulan dan pemilahan sampah an-organik yang memiliki nilai ekonomi. Dengan adanya bank sampah ini, civitas akademik Undana dapat menyetorkan sampah an-organik yang mereka miliki, dan mendapatkan timbal balik berupa uang.

Dengan segala upaya dan komitmennya, Undana berharap menjadi inspirasi bagi banyak pihak dalam upaya pelestarian lingkungan di NTT. Universitas ini membuktikan bahwa pendidikan dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan, menciptakan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi NTT dan Indonesia. Dengan demikian, Undana tidak hanya menghasilkan lulusan yang cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kesadaran lingkungan yang tinggi. (Ing)

Comments are closed.
Archives