KUPANG — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT menyelenggarakan Seminar Video Pencarian Arsip Statis yang Dinyatakan Hilang Terkait Sejarah Pembentukan Provinsi NTT. Kegiatan ini berlangsung di Pelangi Hotel Kupang, dihadiri oleh Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT, Stefanus G. De Rozari, S.E., para pegawai, tokoh masyarakat, mahasiswa, serta sejumlah undangan lainnya.
Seminar ini melibatkan tiga tim ahli sejarah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Nusa Cendana (Undana), yakni Prof. Dr. Malkisedek Taneo, M.Si, Dr. Andreas Ande, M.Si, dan Dr. Djakariah, M.Pd. Mereka dipilih karena kapasitas akademik dan keahlian mereka dalam kajian sejarah. Moderator seminar adalah Kristafole S.H.
Plt Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT, Stefanus G. De Rozari, menegaskan bahwa arsip statis memiliki nilai sejarah yang tinggi sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan. “Arsip statis ini menjadi sangat penting sebagai warisan sejarah yang dapat menjadi sumber pembelajaran bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Stefanus menjelaskan bahwa gagasan kegiatan ini berasal dari Sekretaris Daerah NTT, Kosmas D. Lana, yang berkeinginan membuat video dokumentasi tentang sejarah pembentukan Provinsi NTT. Melalui anggaran APBD NTT, proyek ini dimulai sejak Maret 2024, mencakup pencarian arsip, wawancara dengan narasumber, hingga produksi video.
“Tujuan utama kami adalah memberikan memori kolektif bagi generasi muda untuk mengenal sejarah pembentukan Provinsi NTT, termasuk peran tokoh-tokoh penting dalam proses tersebut,” sambung Dia.
Ketika ditanya mengenai alasan memilih tim ahli dari Sejarah Undana, Stefanus menjelaskan, “Secara akademik, mereka memiliki keahlian yang bisa dipertanggungjawabkan. Mereka memahami nilai kesejarahan dan mampu menyusun laporan yang mendalam mengenai arsip sejarah NTT,” terangnya.
Stefanus berharap video ini tidak hanya menjadi arsip statis tetapi juga dapat dikembangkan menjadi buku sejarah berseri. “Kami ingin sejarah pembentukan Provinsi NTT ini terdokumentasi secara lengkap dan berkesinambungan, menjadi referensi berharga bagi anak cucu kita di masa depan,” pungkasnya.
Selain itu, Beliau menggarisbawahi pentingnya pelestarian sejarah sebagai bagian dari identitas daerah. “Kita perlu melestarikan dan mempublikasikan warisan sejarah ini agar tidak hanya berhenti pada generasi kita, tetapi terus menjadi sumber inspirasi bagi masa depan,” cetusnya.
Acara ini mendapat respons positif dari peserta yang terdiri dari mahasiswa, tokoh masyarakat, dan pegawai pemerintahan. Salah seorang peserta, Kairin Yedidah Keluanan, seorang mahasiswi Sejarah Undana, mengungkapkan rasa bangganya dapat berpartisipasi dalam seminar tersebut. “Sebagai generasi muda, kami ingin lebih memahami sejarah daerah kami. Kegiatan ini sangat inspiratif,” katanya singkat.
Dengan terselenggaranya seminar ini, Pemerintah Provinsi NTT menunjukkan komitmennya untuk melestarikan sejarah dan budaya daerah serta upaya ini dapat menjadi langkah awal untuk memperkuat identitas daerah dan memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian sejarah nasional.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi bagian dari dokumentasi, tetapi juga bentuk tanggung jawab moral bagi generasi mendatang.
Laporan: Alberto L
