(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Menilik Sejarah Berdirinya Undana Bertepatan dengan Pengukuhan Wisuda dan Perayaan Dies Natalis ke-62

KUPANG – Universitas Nusa Cendana (Undana) dalam kegiatan rutin yang dilakukan empat kali tiap tahunnya menggelar Prosesi Wisuda Doktor, Magister, Profesi, Sarjana, dan Diploma Periode III selama 2 hari, tanggal 2-3 September 2024 di Gedung Grha Cendana, Undana. Wisuda kali ini merupakan wisuda dengan jumlah wisudawan terbanyak. Terdapat kenaikan 25% dari periode yang sama pada tahun 2023 lalu. Hal ini mengindikasikan adanya percepatan kelulusan yang berjalan dengan baik. “Ini mengindikasikan bahwa program percepatan kelulusan kita sudah berjalan dengan sangat baik”, ungkap Rektor Undana.

Secara keseluruhan sejak Undana berdiri pada 1 September 1962 hingga saat ini, telah meluluskan 94.323 orang alumni, di mana pada periode ini Undana meluluskan sebanyak 2598 wisudawan. Wisuda periode ini terasa istimewa karena bertepatan dengan Dies Natalis Universitas Nusa Cendana ke-62 yang dirayakan pada Minggu, 1 September 2024.

Menilik sejenak sejarah Undana yang didirikan berdasarkan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan No. 111 Tahun 1962 tanggal 26 Agustus 1962 dan dinyatakan mulai berlaku 1 September 1962. Pada saat itu, hanya terdapat 4 fakultas, yakni Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Peternakan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan (FKK). Namun, karena beberapa alasan teknis, terutama tenaga pengajar dan laboran, maka hanya 2 fakultas yang bisa berjalan, yakni FKK dan FKIP. Fakultas Peternakan baru dibuka pada 1 Oktober 1964 dan Fakultas Hukum baru dibuka pada 20 Mei 1965, tetapi diintegrasikan ke FKK sehingga menjadi Fakultas Ketatanegaraan, Ketataniagaan, dan Hukum (FKKH), yang mana saat ini menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Hewan. Fakultas Pertanian sendiri baru bisa dibuka 20 tahun kemudian, yakni pada 1982.

Pimpinan universitas pada awal berdirinya dibentuk dalam presidium yang diketuai oleh Bapak Mohammad Salim, S.H, seorang jaksa yang memimpin mulai tahun 1963–1966 lalu dilanjutkan oleh presidium berikut, Kolonel TNI El Tari, mantan Gubernur NTT dari tahun 1966–1967. Pimpinan rektor pertama Undana adalah Prof. Mr. Soetan Mohamad Sjah yang memimpin pada periode tahun 1968-1977.

Menginjak usia yang sangat matang, tentunya usia 62 tahun merupakan suatu perjalan waktu yang tidak singkat. Berbagai tantangan dan perubahan pun sudah dilewati, di antaranya pemindahan kampus utama, penambahan jumlah fakultas dan program studi, termasuk juga peningkatan jumlah mahasiswa dan dosen. Perubahan organisasi dan tata kelola, perubahan kuantitas dan kualitas infrastruktur serta pergantian kepemimpinan terjadi di semua lini. ”Harus diakui bahwa kolektifitas perubahan yang dimaksud melalui pembangunan yang terencana dan terimplementasi secara berkelanjutan telah membawa perkembangan positif bagi Undana hingga saat ini, menjadi perguruan tinggi terbesar dan terfavorit di NTT”, ujar Prof. Maxs.

Hal ini terbukti dengan jumlah fakultas yang dimiliki Undana saat ini sebanyak 9 fakultas dengan 1 program studi D3, 57 program studi S1, 1 program studi S2, 3 program studi S3, serta 3 program studi profesi.

Jumlah dosen tetap yang dimiliki Undana saat ini sebanyak 991 di luar dosen kontrak dan dosen luar biasa untuk mengajar mahasiswa sejumlah 33 ribu orang. “Angka ini melebihi beberapa perguruan tinggi di Jawa sekalipun. Jadi kita besar dalam kuantitas dan akan menjadi besar dalam kualitas. Secara cepat kita akan lakukan itu”, ungkap Rektor.

Dies Natalis Undana ke-62 kali ini yang mengusung tema ”Bersinergi Menuju Undana Unggul dan Berdampak” menyiratkan komitmen Undana untuk tidak hanya menjadi institusi pendidikan yang unggul, baik dalam pelayanan tri dharma maupun akreditasi institusi dan program, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Ini adalah langkah strategis untuk membangun reputasi dan relevansi universitas dalam konteks yang lebih luas.

Dalam rangka meraih akreditasi institusi unggul yang ditargetkan Undana pada akhir tahun 2024 ini, poin utama yang dituntut adalah sudah adanya sekian program studi yang terakreditasi unggul terlebih dahulu. Rektor dalam pidatonya menyampaikan bahwasannya saat ini Undana sudah mendapatkan tambahan 4 program studi yang terakreditasi unggul, yakni, Program Studi Bimbingan Konseling-FKIP, Program Studi Pendidikan Kimia-FKIP, Program Studi Pendidikan Kedokteran Hewan-FKKH, dan Program Studi Magister Ilmu Kesahatan Masyarakat-FKM. Selain itu, 4 program studi lainnya yang mendapatkan akrediatsi internasional ASIIN adalah program studi Agroteknologi-FAPERTA, Program Studi Peternakan-FPKP, Program Studi Budidaya Perairan-FPKP, dan Program Studi Magister Ilmu Lingkungan.

Hal lain yang tentunya membantu mewujudkan tagline “Undana Unggul dan Berdampak” yang terlihat pada peningkatan signifikan implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), Magang dan Studi Independent Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Terdapat peningkatan jumlah mahasiswa Undana yang ikut dalam program-program tersebut di atas. Selain itu, Undana juga turut mengirim beberapa mahasiswanya untuk belajar ke Jepang dan Thailand pada tahun 2024.

Selain hal-hal yang sudah disebutkan di atas, pada tahun 2024, mahasiswa Undana juga turut menorehkan sejumlah prestasi di bidang akademik, olahraga, dan seni, diantaranya juara 1 KDMI Nasional, juara 1 lomba Anatomy the Movies yang diselenggarakan FKMK, UGM, juara 1 Pilmapres Tingkat LLDIKTI 15 dan juara 1 Lomba Milenial Penggerak CBP Rupiah (Duta Rupiah). Ada juga 3 mahasiswa yang lolos dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), 15 atlet Undana yang tergabung dalam tim Cricket dan Kempo yang tergabung dalam rombongan PON NTT. “Jadi kita berdoa untuk kesuksesan mereka dalam meraih medali”, pintanya.

Selain prestasi mahasiswa, dosen Undana dan para pimpinan unit juga turut mengukir banyak prestasi, di antaranya Dosen Kategori SINTA Kemendikbud Score 3Years, Dosen Penerima Sertifikat Paten Granted Terbanyak dan Berdampak 3Yr, Dosen Penerima Hibah Kompetitif dan Kerja Sama (BIMA DRTPM, RISPRO/PRPB/LPDP, Internasional/PKM), Prodi Terbaik Kategori Masa Studi Tercepat dan IPK Tertinggi, Prodi Akreditasi Unggul dengan Kinerja SPMI Terbaik, Prodi Kinerja MBKM Internasional Terbaik, Jurnal Terakreditasi Peringkat SINTA 3-4, Dosen aktif menggunakan Pembelajaran Edlink Siadiknona.

Mengakhiri pidatonya, Rektor Undana, berpesan kepada para lulusan agar dapat menjadi agen perubahan dalam menjawab tantangan dan permasalahan yang ada di masyarakat. ”Anda adalah lulusan Undana yang akan menghadapi persoalan yang cukup banyak, apalagi di Nusa Tenggara Timur dengan isu stunting, kemiskinan, dan sebagainya, Anda harus menjadi agen perubahan, harus menjadi individu terdepan untuk ikut menyelesaikan masalah ini,” pesannya.


Di tengah ancaman disrupsi di berbagai bidang, pastinya ada peluang yang dapat dikembangkan. Seorang sarjana, magister, dan doktor harus dapat menerapkan, mengasah, dan mengembangkan kompetensi yang dimiliki. ”Jadilah pribadi yang selalu bersemangat untuk memperlengkapi diri dengan pengetahuan dan keterampilan baru, baik berupa keterampilan teknis maupun soft-skills untuk memperlengkapi basis kompetensi yang dimiliki. Dengan demikian, Anda akan menjadi pribadi yang penuh kreativitas dan inovasi, memenangkan berbagai persaingan dalam pekerjaan dan karir. Sungguhlah suatu ironi apabila seorang sarjana mengangur dan menjadi beban bagi keluarga bahkan masyarakat. Dia harus berdampak menjadi mata air bagi keluarga, bagi masyarakat yang dahaga akan kesejahteraan, bukan sebaliknya, menjadi air mata bagi keluarga dan masyarakat.” tutupnya.

Comments are closed.
Archives