KUPANG – Universitas Nusa Cendana (Undana) menunjukkan ambisi besarnya untuk merajut jejaring global dengan melakukan penjajakan kerja sama strategis bersama sejumlah perguruan tinggi terkemuka di Rusia dan Belarus. Langkah monumental ini diinisiasi melalui pertemuan perdana yang penuh harapan pada Jumat, 4 April 2025, bertempat di Hotel On The Rock, Kupang.
Pertemuan bersejarah ini dihadiri langsung oleh sosok penting yang menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan kedua negara Eropa Timur tersebut, yakni Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Bapak Jose Antonio Morato Tavares. Kehadiran beliau menjadi sinyal kuat komitmen dan keterbukaan Rusia dalam membangun hubungan akademik yang erat dengan institusi pendidikan tinggi di Indonesia, tak terkecuali Undana yang berada di kawasan timur Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Tavares mengungkapkan fakta menarik bahwa hingga saat ini telah terjalin tidak kurang dari 146 bentuk kemitraan yang produktif antara berbagai perguruan tinggi di Rusia dan institusi pendidikan tinggi di seluruh Indonesia. Pernyataan ini semakin mempertegas potensi besar yang dapat dieksplorasi oleh Undana melalui jalinan kerja sama ini.
Menyambut baik peluang kolaborasi internasional yang terbentang di hadapan Undana, Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Undana, Prof. Dr. Ir. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, menyampaikan optimisme yang mendalam. Beliau berharap pertemuan awal ini akan menjadi fondasi yang kokoh bagi kemitraan yang relevan dan mampu menciptakan sinergi berkelanjutan antara Undana dengan universitas-universitas di Rusia dan Belarus.
Lebih lanjut, Prof. Jefri menjelaskan bahwa Undana memiliki fokus yang jelas dalam memilih mitra kolaborasi. Prioritas diberikan kepada universitas yang memiliki perhatian dan keunggulan di bidang-bidang strategis yang sejalan denganUndana. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas internal dan meningkatkan daya saing bersama di kancah global.
“Kami sangat berharap, apabila terdapat universitas di Rusia atau Belarus yang memiliki kekuatan komparatif dengan Undana, misalnya dalam bidang sistem produksi pangan yang menjadi keunggulan lokal kami, atau pengelolaan sumber daya hayati yang melimpah di Nusa Tenggara Timur, kami dapat difasilitasi untuk mewujudkan kerja sama yang konkret dan saling menguntungkan,” papar Prof. Jefri dengan antusias.
Tidak hanya terbatas pada pertukaran mahasiswa, Undana juga memiliki visi yang lebih luas dalam kerja sama ini. Pihak universitas berharap agar program kolaborasi yang akan terjalin dapat melibatkan seluruh civitas akademika secara lebih komprehensif. Para dosen pun diharapkan memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam berbagai kegiatan, mulai dari riset bersama yang inovatif, publikasi ilmiah di jurnal-jurnal internasional bereputasi, hingga membangun jejaring akademik yang solid dengan para kolega di luar negeri.
“Tentu saja, harapan kami adalah agar kerja sama ini tidak hanya berkutat pada mobilitas mahasiswa atau student mobility. Kami juga sangat mendambakan adanya ruang bagi para dosen untuk terlibat aktif dalam riset kolaboratif yang menghasilkan penemuan-penemuan baru, publikasi bersama yang meningkatkan visibilitas institusi, serta berbagai bentuk pertukaran akademik lainnya yang memperkaya wawasan dan keahlian,” imbuh Prof. Jefri.
Menanggapi aspirasi dan harapan yang disampaikan oleh pihak Undana, Duta Besar Jose Antonio Morato Tavares memberikan respons yang sangat positif. Beliau menegaskan bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Moskow siap sepenuhnya untuk memfasilitasi komunikasi yang efektif antara Undana dan berbagai universitas potensial di Rusia maupun Belarus. Menurut beliau, meskipun terdapat perbedaan dalam karakteristik komoditas unggulan antara Indonesia dan kedua negara tersebut, fokus pengembangan keilmuan yang serupa tetap membuka peluang kerja sama yang sangat menjanjikan.
“Kami melihat bahwa beberapa universitas di Rusia memiliki kekuatan yang relevan dengan fokus pengembangan keilmuan di Undana, terutama dalam isu-isu krusial terkait ketahanan pangan dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Kami juga melihat potensi kolaborasi yang sangat besar, dan tentu saja, KBRI Moskow siap menjadi jembatan yang menghubungkan Undana dengan institusi-institusi yang relevan di Rusia dan Belarus,” ungkap Dubes Tavares dengan keyakinan.
Lebih jauh, Dubes Tavares juga menyampaikan komitmen kuatnya dalam upaya memperluas akses pendidikan tinggi berkualitas bagi para mahasiswa Indonesia. Salah satu langkah konkret yang terus beliau dorong adalah penambahan kuota beasiswa dari Pemerintah Rusia. Hal ini diharapkan dapat memberikan kesempatan yang lebih luas bagi generasi muda Indonesia, termasuk dari wilayah timur seperti Nusa Tenggara Timur, untuk menempuh pendidikan di berbagai disiplin ilmu di Rusia.
“Kami terus aktif mendorong agar semakin banyak pelajar Indonesia, termasuk dari wilayah timur yang memiliki potensi besar seperti NTT, dapat memiliki kesempatan untuk melanjutkan studi di Rusia. Usulan penambahan kuota beasiswa pun telah kami sampaikan sebagai bagian dari komitmen kami untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan internasional,” tegas beliau.
Pertemuan penting ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh kunci dari lingkungan Universitas Nusa Cendana, antara lain Dr. Ir. Jacob Ratu, M.Si, Kepala Lembaga Pengembangan, Pembelajaran, dan Penjaminan Mutu (LP3M) yang memiliki perhatian besar terhadap peningkatan kualitas akademik; Yefri C. Adoe, SE, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama (BPKS) yang turut mengawal proses penjajakan kerjasama ini; Prof. Philiphi de Rozari, S.Si., M.Si., M.Sc., Ph.D., Dekan Fakultas Sains dan Teknik yang mempresentasikan berbagai potensi kolaborasi dalam pengembangan riset dan inovasi; Chatarina G. K. Behar, Kepala International Relations Office (IRO) Undana yang memiliki peran sentral dalam inisiasi dan pengembangan kerja sama internasional; serta Karolina K. H. Manggol, S.KM., MPA, Sub Koordinator Humas da Kerjasama BPKS yang bertugas mengkomunikasikan langkah strategis universitas kepada publik.
Sebuah momen yang sangat menarik dalam pertemuan ini adalah kehadiran dua mahasiswa berprestasi Undana, yakni Marlev Labola dari Fakultas Sains dan Teknik (Program Studi Kimia) dan Laetitia Wetangterah dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (Program Studi Psikologi). Keduanya merupakan penerima beasiswa bergengsi Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2024 dan saat ini sedang menempuh studi di Belarus State University.
Dalam kesempatan yang berharga ini, mereka berbagi pengalaman berharga seputar tantangan dan suka duka selama menjalani studi di negeri orang. Mereka menceritakan proses adaptasi bahasa yang tidak mudah, perbedaan sistem pendidikan yang menuntut penyesuaian, hingga pengalaman unik berinteraksi dengan kehidupan lintas budaya yang memperkaya perspektif global mereka. Pengalaman mereka juga membuka jendela informasi mengenai berbagai peluang studi lanjutan dan program akademik lainnya di Rusia, yang kini tengah mereka pertimbangkan untuk dieksplorasi lebih lanjut di masa depan.
Melalui pertemuan yang konstruktif dan penuh semangat ini, Universitas Nusa Cendana memiliki harapan besar agar komunikasi yang telah terjalin dengan baik dapat terus berkembang menjadi kerja sama yang terstruktur dan tertuang secara resmi dalam waktu dekat. Langkah strategis ini sekaligus menegaskan komitmen Undana untuk terus membuka diri dan membangun ruang kolaborasi internasional yang nyata, berkelanjutan, dan selaras dengan visi besarnya sebagai universitas yang berorientasi global.
Harapan terbesar dari inisiatif ini adalah terciptanya manfaat langsung bagi pengembangan kapasitas institusi secara keseluruhan, peningkatan kualitas akademik yang signifikan, serta peningkatan daya saing lulusan Undana di panggung global yang semakin kompetitif. (Audina Cahyani)

