KUPANG – Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) Mahasiswa Nasional ke-XVIII yang diselenggarakan di Universitas Nusa Cendana (Undana) pada 30 September hingga 6 Oktober 2024 menghadirkan sejumlah keberagaman budaya dan iman dalam balutan seni melalui seni suara, tari, musik, dan teater.
Keberagaman budaya ini tercermin dari para perwakilan 33 kontingen yang turut berpartisipasi dalam ajang ini yang mengenakan pakaian adat tradisional dari masing-masing daerah di Indonesia. Pembukaan acara ini turut menampilkan pentas kolaborasi tarian tradisional, antara lain tarian Likurai, tarian persembahan dari salah satu peserta, tarian Oryelalela dari PSM Universitas Lelemuku Saumlaki, Maluku serta beberapa tarian daerah lainnya.
Untuk diketahui, tarian Likurai merupakan tarian tradisional masyarakat Kabupaten Belu dan Malaka yang digunakan sebagai simbol penghormatan kepada tamu negara dan turis. Dalam hal ini, tarian Likurai dimaksudkan untuk menyambut para tamu undangan serta para peserta Pesparawi Mahasiswa Nasional ke-XVIII.
Aspek keberagaman lainnya terlihat dari kolaborasi paduan suara dan teater dengan lakon “TSI, bernyanyi memuliakan Allah” sesuai dengan tema yang diangkat pada pagelaran ini, yakni “Dengan Bernyanyi Kita Memuji Kemuliaan Tuhan”. Dalam penampilan teater tersebut menghadirkan maskot burung Anis atau Punglor Cendana, burung khas Pulau Timor yang dikenal dengan “kicau telernya”, senada dengan tujuan acara ini.
Pesparawi sendiri erat kaitannya dengan umat Kristiani. Namun dalam pagelaran kali ini, terdapat sebuah hak unik, di mana para peserta yang berlaga pada event ini juga ada yang beragama Islam, antara lain dari PSM Universitas Surabaya dan PSM Universitas Negeri Makassar.
Diketahui, alasan kontingen PSM Universitas Surabaya bisa mengikuti ajang ini karena ditunjuk oleh pihak universitas karena ajang kompetesi ini merupakan salah satu strategi mereka untuk meningkatkan akreditasi perguruan tinggi. Selain itu, konotasi “gerejawi” bukanlah sebuah hal berarti karena jargon “salam multikultur” yang dianut oleh Universitas Surabaya.

Senada dengan peserta sebelumnya, perwakilan PSM Universitas Negeri Makassar menuturkan bahwa bernyanyi merupakan sebuah hobi sehingga tidak ada perbedaan antara mengikuti kompetisi pesparawi dan kompetisi bernyanyi lainnya.

Ajang kompetisi Pesparawi Mahasiswa Nasional ini, selain untuk memuji dan memuliakan nama Tuhan melalui simpfoni lagu serta harmonisasi suara, dapat menjadi ajang pemersatu wadah mahasiswa dengan berbagai latar belakang sosial, budaya, iman.