29 Dokter Baru Undana Dilantik
Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana), Prof.Ir. Fredrik L.Benu,M.Si.,Ph.D mengatakan, peristiwa pelantikan dokter baru yang dihasilkan Undana menjadi kebanggaan bagi orang tua dan almamater Undana. “Saya pantau dan tanya kepada mereka tida gampang, sebelum menjadi dokter, mereka bias belajar 20 jam per hari. Kesulitan-kesulitan itu mulai dialami sejak proses seleksi masuk, hingga dilantik. Semuanya sangat berat,” ujar Rektor Fred Benu dalam sambutannya ketika melakukan pengambilan sumpah dan melantikan 29 orang dokter baru Undana periode Juli 2019 di Alua Undanaa, Rabu (17/7). Pengambilan sumpah dilakukan oleh rohaniawan Kristen, Islam dan Khatolik, selanjutnya pelantikan dilakukan oleh Dekan FK Undana, dr. Bobby Koamesah.
Oleh karena itu, Rektor Fred Benu meminta perlu refleksi atas perjuangan berat yang telah dilakukan selama ini. Namun, refleksi tersebut tidak perlu berlama-lama, karena pelantikan dokter bukan akhir dari perjuangan dokter, tetapi masih ada perjalanan panjang di depan. Ia menyebut, saat ini dunia telah memasuki revolusi industry 4.0.
Salah satunya ditandai dengan adanya teknologi, tetapi teknologi belum sepenuhnya bisa menolong manusia, terutama dalam dunia kedokteran karena teknologi tidak memiliki social touch. Rektor menyebut, jika tidak diantisipasi, maka dunia kedokteran juga akan merasakan digital dictatorship, dimana pekerjaan-pekerjaan dokter akan diganti oleh robot dan teknologi sejenisnya. “Era teknologi sekarang ini, melalui layanan internet, orang cukup memasukan saja keluhanm sakitnya apa, nanti komputer yang menjawab, lalu ia membeli obat. Itulah digital dictatorship. Teknologi algoritme untuk membaca raut wajah dan gerak tubuh pun disediakan,” paparnya. Namun, lanjut Rektor dua periode itu, tidak berarti bahwa masyarakat tidak membutuhkan kehadiran dokter.
Karena dokter sesungguhnya memiliki sentuhan sosial itu. Karena itu, ia juga meminta para dokter agar tidak saja memiliki kecerdasan intelektual, tetapi kecerdasan sosial,emosional dan spiritual pun harus dimiliki, agar dapat nberguna di medan pelayanan. Rektor mengaku optimistis, para dokter baru bisa menjalankan tugas dengan baik di tengah masyarakat. Pada kesempatan itu, ia juga meminta maaf, jika Undana belum maksimal dalam memberikan pelayanan kepada para dokter sejak menjadi mahasiswa.
Dekan FK Undana, dr. Bobby Koamesah dalam sambutannya menyebut, acara pelantikan dokter merupakan acara puncak proses pendidikan seorang dokter. “Saat ini anak-anak kami sudah bisa menggunakan gelar dokter, dia bukan lagi anak didik, tetapi teman sejawat,” sebutnya.
Ia menyebut, sebelum menjadi dokter, para dokter baru telah melalui pendidoikan akademik dan pendidikan profesi bergelar dokter. “Ujian kompetensi dokter tujuannya adalah untuk menstandarisasi semua dokter di Indonesia. Jadi walaupun dari Undana, tetapi diuji secara nasional. Dan kita bersyukur dari 29 dokter, 8 diantaranya memiliki nilai yang tinggi,” ungkapnya. “Ujian kali ini diikuti sebanyak 5.764 orang, tetapi yang lulus sebanyak 3.443 orang. Artinya ada lebih dari 2. 400 yangtidak lulus. Jadi ke 29 dokter ini luar biasa,” lanjut dr. Bobby. Ia menyebut, jumlah dokter yang telah dilantik di Undana sebanyak 252 dokter.
Ia menjelaskan, pelantikan dokter, terdapat kebanggaan menjadi dokter, tetapoi ada tanggungjawab besar. “Anda harus bertanggungjawab terhadap diri sendiri atas profesi dan apa yang anda lakukan sbagai seorang dokter,” paparnya. Karena itu, ia juga memberi pesan kepada dokter baru, yakni Pertama. Asah terus kemampuan, sehingga dokter dapat diakui kapasitas dan kredibilistasnya. “Jadi dokter harus menjalankan prinsip belajar seumur hidup. Kalau anda berhenti belajar, anda sedang menuju pada kematian profesi dokter,” ujarnya. Kedua, asah terus kemampuan menjadikan nilai-nilai kemanusian sebagai landasan dalam melayani. “Dokter adalah profesi kemanusiaan. Semua karena cinta, oang tua, yang mendidik dan membesarkaan. Karena itu, layanilah masyarakat dengan cinta,” pintanya.
Pasalnya, lanjut dia, revolusi industry 4.0, teknologi bisa semakin maju, tetapi computer tidak memilkiki rasa cinta dan tak bisa diberikan kepada pasien. Ketiga, asah untuk terus dewasa, menjadi pribadi tangguh dan tidak mudah putus asa. Keempat, asah hati nurani untuk beribadah kepada Tuhan. Sebab Tuhan sumber segalanya. Kelima, dokter harus siap melayani di tempat dengan fasilitas-fasilitas kesewhatan yang ringan. “Ada data, lulusandokter tidak kurang dari 10 ribu dokter/tahun, tapi dari 10 ribu hanya 60 persen dokter yang bersedia menjalankan difasilitas terabats. Sekitar 50 persen yang mau kerja di puskesmas. Banyak yang butuh gelar (dokter) saja,” sebutnya. Pada kesempatan itu, ia juga meminta dokter baru agar menjaga nama baik profesi, orangtua, almamater dan diri sendiri.
Perwakilan Orangtua dokter baru Dr. Paulus Taek, M.Si dalam sambutannya menyampaikan, pengambilan sumpah dan pelantikan harus disyukuri, karena perkenanan Tuhan, acara bermartabat itu bisa dilaksanakan. Dalam mengikuti pendidikan, dokter paling sedikit melakukan kesalahan. Karenan itu, mewakili semua dokter baru, ia menyampaikan permohonan maaf. Selain itu, sebagai rasa terima kasih atas peran Undana dalam mendidik para dokter, Dr. Paulus juga menyampaikan terima kasih. “Atas apa yang tealah diberikan, tidak ada hal lain yang dapat diberikan, kecuali ucapan terima kasih,” ungkapnya. Ia berharap, dokter baru bisa menjalankan tugas di tenhgah masyarakat dengan baik.
Para dokter yang dilantik yaitu dr Albert Umbu Rangga Landu Awang, S.Ked, dr. Aleksander J. Keraf, S.Ked, dr Athanasisus G. D. Putra, S.Ked, dr. Chlarasinta E. J. Benyamin, S.Ked, dr. Christian D. L. Kleden, S.Ked, dr. Emilia M. Kamuri, S.Ked, dr. Firman M. T. Siallagan, S.Ked, dr. Gesta Qurrotu A’yuninnata, S.Ked, dr. Glenn G. A. J. Saudale, S.Ked, dr. Husnaeni R. Blegur, S.Ked, dr. I Gusti Agung Ayu P. A. Dewi, S.Ked, dr. Ilham R. Ananda, S.Ked, dr. Indah Setyaningrum, S.Ked, dr. Indriani L. Purwanti, S.Ked, dr. Jeane A. C. Wolagole, S.Ked, dr. John R. H. Radamuri, S.Ked, dr. KT Wahyu Ananda Putra, S.Ked, dr. mutiara Handayani, S. Ked, dr. Putry A. Bully, S.Ked, dr Ria M. Suki, S.Ked, dr. Rifki K. Imam, S.Ked, dr. Secundina S. Candida, S.Ked, dr. Selestianus L. Lobeqmato, S.Ked, dr. Serlin S. K. Taek, S.Ked, dr. Siegfrid C. A. Manoeroe, S.Ked, dr. Swempi M. Abolla, S.Ked, dr. Utari R. Najiah, S.Ked, dr. Yoakim A. S. Lopez, S.Ked, dr. Yoseph P. Nurak, S.Ked. [rfl/ds]