KUPANG – Universitas Nusa Cendana (Undana) melalui Undana Talk Podcast Season 2 Episode 2 mengungkap potensi besar kacang hijau hitam, varietas unggul yang diharapkan menjadi solusi untuk masalah gizi buruk dan stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT). Prof. Ir. Yosep S. Mau, M.Sc., Ph.D., Guru Besar Bidang Penyakit Tumbuhan Undana, menjadi narasumber utama dalam episode yang tayang pada Rabu (22/3/2025) di channel YouTube POS Kupang.
Prof. Yosep menjelaskan bahwa pengembangan kacang hijau hitam dari Sabu merupakan upaya untuk mengatasi produksi terbatas dan kerentanan terhadap hama dan penyakit. “Kami di perguruan tinggi tugasnya melakukan perbaikan-perbaikan tersebut melalui suatu program pemuliaan tanaman, berarti membuat tanaman menjadi lebih unggul sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
NTT masih menghadapi tantangan serius terkait gizi buruk dan stunting. Prof. Yosep menekankan bahwa ketahanan pangan memegang peranan penting dalam mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, inovasi pertanian seperti pengembangan kacang hijau hitam yang kaya nutrisi diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Untuk mengoptimalkan manfaatnya, Prof. Yosep dan tim peneliti Undana yang terdiri dari guru besar, dosen, dan mahasiswa melakukan program pemuliaan tanaman. Mereka menggabungkan keunggulan kacang hijau hitam dengan kacang hijau Fero Belu, varietas unggul lokal.
Melalui metode penyilangan dan seleksi generasi, penelitian ini telah mencapai generasi ketujuh dan ditargetkan hingga generasi kesepuluh sebelum diajukan sebagai varietas unggul baru. Uji adaptasi varietas ini akan dilakukan di Malaka, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Manggarai Barat pada April mendatang.
Penelitian yang dimulai sejak 2021 ini mendapat dukungan pendanaan dari LPDP pada 2023 untuk tiga tahun ke depan. Pendanaan ini diberikan karena penelitian ini dianggap memiliki potensi kebaruan, terutama dalam eksplorasi kandungan Antosianin pada kacang hijau hitam.
Antosianin adalah senyawa alami yang dikenal sebagai antioksidan. Senyawa ini berperan dalam menurunkan tekanan darah, mencegah kanker dan tumor, serta memiliki sifat anti-diabetes. Kandungan antosianin dalam kacang hijau hitam menjadi nilai tambah yang signifikan.
Prof. Yosep mengungkapkan tantangan dalam pengembangan ini, termasuk penerimaan masyarakat terhadap varietas baru. “Selain aspek agronomi, penerimaan masyarakat terhadap varietas baru juga menjadi tantangan, sehingga diperlukan studi sosial ekonomi untuk memastikan kelayakan pasar,” jelasnya.
Solusi yang diusulkan meliputi intervensi pemerintah dalam penyediaan benih berkualitas dan pelatihan bagi petani. Dengan demikian, inovasi kacang hijau hitam dapat memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.
Inovasi kacang hijau hitam juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru, khususnya di sektor pangan fungsional. Produk-produk pangan fungsional berbahan dasar kacang hijau hitam dapat memberikan nilai tambah bagi petani dan pelaku usaha.
Episode Undana Talk Podcast ini mendapat antusiasme tinggi dari audiens. Prof. Yosep merasa bersemangat karena dapat memperkenalkan kacang hijau hitam dan potensinya kepada lebih banyak masyarakat.
Prof. Yosep mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk melihat potensi besar di sektor pertanian. “Marilah kita bersiap untuk menangkap peluang-peluang ini dan semoga bisa berdampak pada produksi pertanian khususnya di NTT. Semoga kaum muda bisa berperan dalam peningkatan produksi itu,” pesannya. (Audina Cahyani)