JAKARTA – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Gregorius Umbu Neka Jara Woli, berpartisipasi dalam Forum Diskusi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia di Jakarta pada Senin (25/2/2025). Forum ini dihadiri oleh Menteri Pertanian, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., serta 42 ketua BEM fakultas pertanian dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Forum ini bertujuan untuk memberikan arahan terkait strategi dukungan terhadap program swasembada pangan nasional, sekaligus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Diskusi tersebut memfokuskan pada tiga aspek utama yaitu Kebijakan ketahanan pangan nasional, Peran perguruan tinggi dalam riset dan inovasi pertanian dan Pengawasan terhadap implementasi program pertanian di berbagai daerah.
Ketua BEM FAPERTA memandang forum ini sebagai platform penting bagi mahasiswa untuk berkontribusi dalam mendukung ketahanan pangan di wilayah masing-masing. Dalam forum tersebut, ia menyampaikan sejumlah isu krusial terkait pertanian di Nusa Tenggara Timur (NTT), antara lain:
- Pembangunan Infrastruktur: Ia menyoroti adanya ketidakseimbangan fokus pemerintah, di mana pembangunan infrastruktur lebih mengutamakan kepentingan struktural dibandingkan kebutuhan sektor pertanian.
- Permasalahan Agraria: Isu agraria menjadi perhatian serius karena berdampak signifikan terhadap akses lahan bagi petani.
- Minimnya Industri Pengolahan Hasil Pertanian: Keterbatasan industri pengolahan hasil pertanian di NTT yang menyebabkan kesulitan bagi petani dalam menentukan arah distribusi hasil panen, sehingga dibutuhkan pembangunan industri pengolahan pertanian yang mudah diakses guna mengurangi ketergantungan pada produk impor.
- Kondisi Iklim: Kondisi iklim yang tidak menentu, dengan curah hujan rendah, menjadi tantangan utama bagi pertanian di NTT. Hal ini menyebabkan frekuensi panen di NTT lebih rendah dibandingkan wilayah lain seperti Jawa dan Kalimantan.
Menteri Pertanian menyambut baik dan menjamin tindak lanjut terhadap aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa. Sebagai hasil konkret dari forum ini, Gregorius berhasil mengadvokasi Kementerian Pertanian untuk memberikan bantuan dua unit pompa air bagi petani di Kabupaten Sumba Tengah. Bantuan ini akan disalurkan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Tengah kepada kelompok-kelompok petani yang membutuhkan.
Gregorius juga menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menghasilkan penelitian pertanian yang aplikatif dan berkontribusi nyata terhadap ketahanan pangan. Ia juga menegaskan perlunya keterlibatan aktif mahasiswa dalam mengawal implementasi program-program pertanian.
“Mahasiswa harus berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan yang berkelanjutan. Peran mahasiswa tidak terbatas pada kegiatan belajar di kampus, tetapi juga mencakup keberanian untuk mengambil risiko dan terjun langsung ke masyarakat,” tegasnya. (Audina Cahyani)


