KUPANG – Universitas Nusa Cendana (Undana), sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terkemuka di Indonesia Timur, menegaskan komitmennya untuk mendukung penuh setiap kebijakan dan program strategis pembangunan yang digulirkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui program “Ayo Bangun NTT”. Dukungan ini merupakan wujud nyata sinergi antara dunia pendidikan dan pemerintah dalam upaya memajukan NTT.
Kesepakatan untuk memperkuat kerja sama ini terungkap dalam pertemuan antara Gubernur NTT, Melkiades Lakalena, dan Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc. Kedua belah pihak sepakat untuk melanjutkan Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) di tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di 22 kabupaten/kota di NTT, bersama dengan sejumlah fakultas di Undana.
Pertemuan tersebut berlangsung di ruang kerja Gubernur NTT pada Rabu (26/3/2025), saat Rektor Undana dan jajarannya melakukan kunjungan resmi. Dalam pertemuan itu, Rektor Undana menyampaikan ucapan selamat kepada Gubernur atas jabatan yang diemban.
“Kami datang untuk menyatakan dukungan Undana bahwa kami siap mendukung kebijakan dan program strategis Gubernur NTT,” tegas Prof. Maxs dalam pertemuan tersebut. Pernyataan ini menegaskan kesiapan Undana untuk menjadi mitra strategis Pemprov NTT dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
Mengingat MoU antara Undana dan Pemprov NTT yang telah berakhir, kedua belah pihak sepakat untuk memperbarui kerja sama dengan melakukan penandatanganan MoU baru. Langkah ini akan diikuti dengan penandatanganan kerja sama dengan OPD terkait dan fakultas di Undana, sehingga kerja sama dapat berjalan secara komprehensif dan efektif.
Dukungan Kampus kepada Program Pemerintah
Rektor Undana memaparkan beberapa poin penting yang menjadi fokus dukungan kampus terhadap program Pemprov NTT. Pertama, optimalisasi lahan pertanian. Undana akan berperan aktif dalam mendukung optimalisasi lahan pertanian di NTT, yang merupakan bagian penting dari strategi ketahanan pangan daerah.
Kedua, akreditasi dan peningkatan kualitas pendidikan. Undana telah berhasil meraih akreditasi unggul dan terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Saat ini, Undana memiliki 63 guru besar dan terus berupaya meningkatkan akreditasi di berbagai program studi.
Ketiga, dalam upaya penanggulangan stunting, Undana memiliki komitmen kuat untuk terlibat dalam Konsorsium Aksi Perguruan Tinggi (KAPT). KAPT yang melibatkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Desa, serta Pemerintah Daerah NTT, saat ini juga melibatkan Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah Malang. Rektor Undana menekankan pentingnya melibatkan lebih banyak perguruan tinggi di NTT dalam upaya pengentasan stunting.
Keempat, Rektor Undana menyampaikan apresiasi atas dukungan Gubernur NTT terhadap Rumah Sakit Umum Pendidikan Undana. Meskipun rumah sakit ini belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan karena beberapa persyaratan yang belum terpenuhi, Undana tetap memberikan pelayanan dengan mengalokasikan dana sebesar 5,5 miliar per tahun untuk membayar dokter umum dan spesialis.
Kelima, Undana juga berupaya membuka Hutan Pendidikan di Lelogama, Kabupaten Kupang, dengan luas 250 hektar. Hutan pendidikan ini diharapkan dapat mendukung pendidikan lingkungan dan riset kehutanan oleh Prodi Kehutanan, Fakultas Pertanian.
Kolaborasi Pemerintah dan Akademisi
Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, menyambut baik dukungan yang diberikan oleh Undana. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia pendidikan, pemerintah, dan sektor swasta untuk pembangunan NTT yang berkelanjutan.
Gubernur memaparkan sejumlah program dan kebijakan strategis, antara lain: Ekonomi Sirkular dan Produk Lokal. Ia menekankan pentingnya mendorong model bisnis ekonomi sirkular yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Gubernur berharap semua pihak bekerja sama untuk mewujudkan agar NTT lebih banyak membeli produk-produk UMKM lokal.
Gubernur menyatakan akan membentuk beberapa satgas, seperti Satgas Penanggulangan Stunting, Hilirisasi Rumput Laut, dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, yang akan melibatkan universitas, termasuk Undana. “Kami akan atur sesuai regulasi, dan Undana akan terlibat mulai dari peternakan hingga tenaga kerja,” kata Gubernur.
Pemprov NTT juga berencana bekerja sama dengan Menteri Pertanian untuk mengelola lahan-lahan pertanian, termasuk sumur bor, irigasi, dan alat mesin pertanian (alsintan), yang membutuhkan dukungan dari Undana. Gubernur juga mendorong Undana untuk menangkap peluang program Presiden Prabowo tentang Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan anggaran senilai 9 triliun per tahun.
Gubernur juga menyoroti program “One Village One Product” yang bertujuan agar setiap desa/kelurahan di NTT memiliki produk unggulan yang dapat dipasarkan. Ia juga berencana mengadakan festival UMKM untuk memperkenalkan produk-produk lokal NTT, sehingga memberi ruang bagi para pengusaha maupun UMKM dalam pemberdayaan ekonomi lokal. Di bidang kesehatan, Gubernur Laka Lena berjanji akan mengecek persyaratan yang belum dipenuhi untuk kerja sama BPJS Kesehatan dengan Undana dan akan membantu memastikan proses tersebut berjalan lancar.
Gubernur juga mengapresiasi status akreditasi unggul yang diraih Undana dan berharap prestasi ini dapat menginspirasi universitas lain di NTT. Ia juga menyetujui usulan Undana terkait dengan prodi kehutanan yang ingin membuka hutan pendidikan di Lelogama. Gubernur menegaskan bahwa Undana harus berperan sebagai pembimbing bagi kampus-kampus lain di NTT dan kerja sama antara Pemprov dan Undana akan terus berlanjut untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di NTT. (ref)


