(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Keteladanan, Kedisiplinan, dan Cinta sebagai Kunci dalam Profesionalitas Guru

KUPANG – Sebanyak 352 guru professional melalui Lembaga pendidikan tenaga kependidikan (LPTK) Universitas Nusa Cendana (Undana) dilantik dalam acara Pengambilan Sumpah dan Pelantikan Guru Profesional Lulusan Program Pendidikan Profesi Guru LPTK Universitas Nusa Cendana Periode II Tahun 2024 yang dilaksanakan di Gedung Auditorium Graha Cendana, Undana, pada Kamis, 11 Juli 2024.

Pengambilan sumpah dan pelantikan guru profesional tersebut dilakukan secara hyrid yang dihadiri oleh Rektor Undana, Prof. Dr. Drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Drh. Annytha I. R. Detha, M.Si, Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, Dr. Paul G. Tamelan, M.Si, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodi, S.Sos., M.M, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Undana, Dr. Malkisedek Taneo, M.Si, Direktur Program Pascasarjana, Prof. Drs. Tans Feliks, M.Ed., Ph.D, para Wakil Dekan, Koordinator Prodi, para jajaran pimpinan fakultas lainnya, serta para pendamping guru profesional. Perwakilan Direktur Program Profesi Guru GTK Kemendikbud Republik Indonesia, Apriyagung,S.S., M.Hum., Ph.D juga turut hadir secara daring.

Rektor Undana, Prof. Maxs berpesan, sebagai guru profesional harus menjadi seorang yang profesional dalam segala situasi dan kondisi. “Tetap profesional dalam menghadapi murid yang baik dan keras kepala”, tuturnya. Berkaca dari proses pendidikan yang cukup panjang hingga dilantik sebagai guru profesional, Prof. Maxs mengingatkan agar keteladanan sebagai guru harus diperhatikan sesuai dengan sumpah yang telah diucapkan. “Keteladanan menjadi sesuatu yang teramat penting, sama halnya dengan janji. Kadang kita terlalu mudah mengangkat janji”, pungkasnya.

Mengutip perkataan Nelson Mendela, “education is a great weapon to change the world” dan di tangan para guru profesional terdapat senjata tersebut untuk dapat membawa perubahan positif bagi generasi berikutnya tangan para pendidik profesional. “Kemajuan bangsa, apalagi target Indonesia Emas 2045 ada di tangan kita sekalian, terhitung dari 20 tahun mendatang. Jadi ini sangat serius untuk kita camkan bersama”, tukas Prof. Maxs. Beliau meminta agar gelar profesional yang telah didaptkan dapat dipertanggung jawabkan dan berkontribusi postif bagi kemajuan bangsa dan negara melalui mendidik dan menciptakan generasi penerus yang berkualitas di masa mendatang, khususnya dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Buktikan bahwa kita adalah guru profesional! Bukan hanya GR (gede rasa), tetapi benar-benar guru yang profesional”, tandas Rektor Undana.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodi, S.Sos., M.M dalam sambutannya pada acara tersebut menyampaikan dari berbagai macam profesi guru yang ada di NTT, hari ini ada sebagian yang ahirnya diambil sumpah dan dilantik menjadi guru profesional pantas menyandang profesi guru, “artinya kita memikul beban yang sama, yakni memastikan 2045 Indonesia maju bisa diraih melalui pelajar pancasila dan itu yang terus dibentuk sehari-hari di dalam tugas dan fungsi sebagai guru. Guru yang profesional tidak hanya bisa melakukan evaluasi, tidak hanya cakap membuat rencana pembelajaran, tapi paling penting adalah memastikan satuan-satuan pendidikan sebagai lembaga yang menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara”, ungkapnya.

Pesan Kadis P dan K NTT agar sebagai guru profesional, kedisiplinan harus diterapkan dalam diri guru tersebut guna memahami kondisi serta dapat menerapkan pendekatan yang tepat kepada setiap murid. “Dimanapun satuan pendidikan yang Anda geluti, di manapun medan pengabdian, sebagai guru yang profesional, mulailah dengan kedisiplinan! Masuk sekolah sebelum siswa/i masuk, pulang sekolah setelah siswa/i pulang agar dapat memiliki pendekatan yang tepat kepada setiap murid. Menjadi guru yang baik, yang selalu dinantikan kehadirannya di dalam kelas”, tuturnya.

Lebih lanjut, Perwakilan Direktur Program Profesi Guru GTK Kemendikbud Republik Indonesia, Apriyagung,S.S., M.Hum., Ph.D yang hadir secara daring juga turut menyampaikan pesan kepada para tenaga pendidik profesional yang baru saja dilantik agar sebagai guru dapat mendidik anak-anak murid dengan penuh cinta dan kesabaran dengan peran orang tua di sekolah. “Apa yang kita ajarkan perlu dilandaskan kasih sayang”, ucapnya.

Dalam pembelajaran pun juga sama. Kepekaan guru dalam proses pembelajaran sehari-hari juga diperlukan menyesuaikan dengan kebutuhan, karakter, dan tipologi pembelajaran setiap murid yang beragam. “Seorang guru pun dituntut untuk dapat peka dengan kebutuhan muridnya, karakternya, dan peka dengan tipologi pembelajaran yang berbeda-beda. Diantaranya ada yang mempunyai karakter visual learner, kinesthetic learner, audiotory learner, verbal learner, dan ada berbagai tipologi lainnya”, ujarnya.

Ki Hajar Dwantara yang dikenal sebagai bapak pendidikan Indonesia pernah mengajarkan bahwa pendidikan dan pengajaran yang berguna adalah memanusiakan manusia yang pada hakekatnya selalu belajar dan mereflesikan apa yang sudah dilwati sebagai suatu pembelajaran untuk meningkatkan kualitas. “Semoga panggilan hati yang telah dibuktikan dengan telah menyelesaikan pendidikan profesi guru selama satu tahun ini dapat membekali Baapak/Ibu menjadi guru yang ideal, yang tidak hanya menekankan kompetensi dari sisi kognitif, tapi juga dari sisi sosial, kepribadian, dan pedagogik. Panggilan menjadi guru semoga terus terjaga demi cinta pada anak Indonesia”, tutup Perwakilan Direktur PPG GTK Kemendikbud RI.

Comments are closed.
Arsip