(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI Gelar Kuliah Umum di Undana

KUPANG – Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) dan Universitas Nusa Cendana (Undana) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk Diplomacy Goes to Campus dengan tema ”Peran Civitas Akademika dalam Mendukung Pelaksanaan Diplomasi Indonesia”.

Kegiatan yang digelar di Lantai lll Aula Rektorat Undana, Senin 6 Mei 2024 tersebut menghadirkan Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu RI, Siti Nugraha Maulidiah selaku narasumber.

Hadir para kesempatan kuliah umum tersebut diantaranya Rektor Undana, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, Wakil Rektor I, Prof. Dr. drh. Annytha I. R. Detha, M.Si, Wakil Rektor IV, Prof. Dr. Jefri S. Bale, ST., M.Eng, Kepala LPPM, Dr. Damianus Adar, M.Ec, Sekretaris LPPM, Dr. Simplexius Asa, M.Hum beserta sejumlah Kepala Pusat LPPM. Turut hadir para tim dari Kemenlu RI, para dosen serta mahasiswa selaku peserta dalam kuliah umum tersebut.

Rektor Undana, Prof. Maxs Sanam menyampaikan terima kasih dan apresiasi kehadiran Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik dalam memberikan kuliah umum. Prof. Maxs Sanam menjelaskan, mayoritas mahasiswa Undana berasal dari semua pulau di NTT. Ia menyebut, secara geografis, NTT sebagai lahan kering kepulauan, dan berbatasan dengan Timor Leste dan Australia.

“Atas dasar letak NTT itu, kuliah umum itu paling tidak bisa membantu diplomasi yang dilakukan oleh Undana. Peran itu tidak hanya melekat ke diplomat khusus. Sehingga membutuhkan dukungan dari semua orang,” tuturnya.

Rektor Undana berharap, kegiatan itu bisa diikuti dengan baik sehingga para mahasiswa bisa mendapat manfaat melalui kesempatan yang sangat berharga tersebut.

Rektor Undana, Prof. Maxs (tengah) didampingi Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Siti Nugraga (kedua dari kiri) saat pembukaan kuliah umum Diplomacy Goes to Campus. Tampak WR I, Prof. Annytha Detha dan WR IV, Prof. Jefri Bale.

Pada kesempatan itu, Prof. Maxs Sanam meminta pihak Kemenlu agar kesempatan rekrutmen diplomat juga diberikan bagi semua orang di NTT, lebih khusu di Undana. Apalagi NTT juga memiliki sejumlah tokoh yang punya kapasitas sebagai diplomat. 

Sementara itu, Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik, Siti Nugraha Maulidiah, dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memaparkan tugas diplomat kepada mahasiswa di Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang. 

Siti Nugraha menyebut, fungsi diplomatik menurut konvensi Wina adalah untuk mewakili seperti Duta Besar yang diberi mandat oleh Presiden. Kemudian tugas diplomat adalah melakukan promosi sosial, ekonomi, budaya Indonesia di luar negeri. 

“Lalu, diplomat juga melakukan perlindungan segala kepentingan di Indonesia, termasuk warga negara Indonesia (WNI), tidak saja saat ada persoalan tapi juga melakukan pembinaan. Diplomat juga perlu melaporkan kondisi di negara yang bersangkutan ke Indonesia. Tentu saja laporan itu didasarkan pada analisa,” paparnya.

Ia menambahkan, diplomat juga memainkan peran Indonesia di luar negeri. Setidaknya dalam era Jokowi, ada lima prioritas diplomasi yakni, pertama, penguatan diplomasi ekonomi. Hal itu benar-benar dilakukan selama ini. 

Kedua, diplomasi perlindungan merupakan prioritas hubungan luar negeri dalam lima tahun terakhir ini. Ketiga, diplomasi kedaulatan dan kebangsaan, keempat peningkatan kontribusi dan kepemimpinan di kawasan dan dunia. 

Indonesia terlibat dalam perundingan perjanjian batas negara, terutama wilayah laut. Indonesia ingin berkontribusi dalam perdamaian dunia. Adapun diplomasi prioritas kelima adalah penguatan infrastruktur diplomasi. 

Aktor diplomasi terdiri dari Menteri Luar Negeri hingga diplomat muda. Adapun aktor non pemerintah adalah media yang menyampaikan informasi lewat pemberitaan. Selain itu, diaspora Indonesia juga menjadi diplomat. 

“Aktor lainnya adalah pelaku usaha ketika melakukan dagang bersama negara lain. Kemudian organisasi kemasyarakatan, individu juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam aktor diplomasi. Kampus, menjadi salah satu dari aktor non pemerintahan di skala diplomat,” terang Dirjen Siti Nugraha.

Posisi NTT, menurut dia menjadi masuk dalam salah satu diplomasi. Peluang kerja sama di NTT, kata dia, berada di sektor pariwisata pertanian, peternakan dan kelautan. Lahan yang terbuka itu perlu ada investasi. 

Siti Nugraha juga meminta agar mahasiswa Undana juga bisa berwirausaha setelah menamatkan perkuliahan, “Kalau boleh jangan bercita-cita jadi PNS, jadi wiraswasta. NTT potensinya besar sekali,” pungkasnya.

Untuk diketahui, kegiatan itu dimoderatori oleh Dosen Ilmu Politik FISIP Undana, Yohanes Jimmy Nami S.IP., M.IP. (rfl)

Comments are closed.
Arsip