(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

Menko Marvest Sebut Indonesia Harus Jadi Poros Maritim Dunia

KUPANG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Merves), Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, Indonesia harus menjadi poros maritim dunia tahun 2045. Karena itu, ia mengajak genarasi muda Indonesia, khususnya mahasiswa agar menangkap peluang sumber daya alam (SDA) di laut demi kejayaan Indonesia.

Hal ini disampaikan Menko Marvest saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional Kemaritiman di Auditorium Universitas Nusa Cendana (Undana), Jumat, 29 September 2023.

Seminar yang mengusung tema “Pembangunan Negara Kepulauan Berwawasan Nusantara Menuju Indonesia Emas 2045” tersebut Menko Marvest memaparkan materi bertema Visi Indonesia Tahun 2045 dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.

Ia menjelaskan, ia menyampaikan visi Indonesia menjadi pusat peradaban maritim dunia harus dilakukan dan bisa dilakukan. “Visi tersebut dibuat, bertujuan untuk mencapai perairan Indonesia yang sehat dan produktif, peningkatan nilai tambah SDA dan jasa, menjadikan masyarakat maritim Indonesia yang berdaya saing, memiliki tata kelola maritim yang baik, meningkatkan kedaulatan maritim yang makin luas dan efektif, dan pemerataan pembangunan,” paparnya.

Luhut menjelaskan, di tengah berbagai risiko dan tantangan global, ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di G20. “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5 persen dalam beberapa tahun ini,” ujarnya.

Rektor Undana, Prof. Maxs Sana, Pj. Gubernur NTT, Ayodhia G.L. Kalake, SH., MDC, Penasehat Khusus Menko Bidang Pertahanan dan Keamanan Maritim, Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio, Danlantamal VII Kupang dan mahasiswa/mahasiswi dari sejumha Perguruan Tinggi di Kota Kupang saat menghadiri Seminar Nasional Kemaritiman di Auditorium Undana.

Luhut menjelaskan, di tengah berbagai risiko dan tantangan global, ekonomi Indonesia menjadi salah satu yang terbaik di G20. “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia saat ini sebesar 5 persen dalam beberapa tahun ini,” ujarnya.

“Nilai inflasi Indonesia pun jadi paling rendah yang dimiliki sepanjang sejarah yang dapat mencapai angka 3,3 persen. Inflasi selama sejarah kita belum pernah serendah ini. Dulu pada masa Orde Baru nilai inflasi mencapai 8-10 persen karena itu kita target sampai 3 persen,” ungkap Luhut menambahkan.

Lebih lanjut, jelas Menko Marves, pertumbuhan ekonomi daerah di Indonesia pun menjadi lebih tinggi setelah penerapan kebijakan hilirisasi yang juga didorong dengan peningkatan sektor teknologi. “Hilirisasi tidak hanya meningkatkan nilai ekonomi, saya juga dorong untuk semua investor untuk transfer teknologi pasca penerapan hilirisasi, supaya bangsa ini jalan,” beber Luhut.

Selain itu, sektor digitalisasi pun menjadi salah satu aspek yang ditekankan pemerintah dalam meningkatkan visi tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan tata kelola pemerintahan yang berbasis teknologi.

“Kita transparan, semua aspek kita lakukan digitalisasi untuk mengurangi korupsi dan mengurangi penyelundupan karena semua tertata dengan rapi,” urai Menko Marves. Ia menegaskan, pentingnya enam pilar utama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa depan, yakni industrialisasi, digitalisasi, interkoneksi, distribusi ekonomi, dekarbonisasi, dan pendidikan.

Pada aspek kelautan, Luhut menegaskan bahwa ada beberapa informasi penting yang perlu digarisbawahi yaitu: 

Pertama,  konsep Blue Economy yang menjadi bagian penting dalam upaya pencapaian visi Indonesia menjadi Negara Nusantara yang Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan di tahun 2045.

Kedua, upaya optimalisasi peran kelautan ke depan tidak akan muda seiring dengan dinamisnya perkembangan tantangan global serta sejumlah isu kerusakan alam, termasuk permasalaan sampah.

Ketiga, pemerintah komit untuk mengoptimalkan peran ekonomi maritim dan  mengatasi berbagai tantangan yang berkaitn dengan sektor maritim.

Kelempat,Perguruan Tinggi berperan besar dalam mewujudkan  potensi ekoniomi biru Indonesia, terutama melalui riset dan inovasi dalam pengelolaan sumber daya maritim yang berkelanjutan.

Untuk diketahui, pada kesempatan tersebut sejumlah narasumber ikut memaparkan materi, yakni:

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono memaparkan materi: “Pembangunan Ekonomi Biru untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat”, Resident Representative UNDP Indonesia, Mr. Norimasa Shimomura memaparkan materi: Harnessing the Power of Indonesia’s Blue Economy as an Effective Measure to Attain SDGs dan Laksamana TNI (Purn) Prof. Dr. Marsetio memaparkan materi: Geopolitik dan Strategi Pertahanan Wilayah Perbatasan.

Selanjutnya, Asdep Infrastruktur Dasar, Perkotaan, dan Sumber Daya Air Dr. Eng. Lukijanto membawakan materi: Pengembangan konektivitas untuk pertumbuhan ekonomi; Deputi Bidang Ekonomi Bappenas: Amalia Adininggar Widyasanti, ST, M.Si, M.Eng, PhD memaparkan materi: Visi Nasional Indonesia Emas 2045 (Rancangan RPJPN 2025-2045) dan Executive Chair, Konservasi Indonesia, Meizani Irmadhiany memaparkan materi: Inovasi Pembiayaan Pembangunan Ekonomi Biru Melalui Upaya Proteksi dan Produksi Menuju Indonesia Emas 2045. (rfl)

(rfl)

Comments are closed.
Arsip